Judul Berjalan

TULISAN MOUSE BERJALAN

BERJALAN KEKANAN DAN KEKIRI

SELAMAT BERGABUNG DENGAN KANGTARJOSENDANGREJO..... AYO LATIHAN NGE BLOG BERSAMA-SAMA

Berjalan kekanan kekiri

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI MINAL AIDZIN WAL FA IDZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

KAIDAH PENULISAN SOAL YANG BAIK

Kaidah Penulisan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda yan Valid dan Sah

Langkah-Langkah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Menulis soal pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian (Keterampilan Menulis Soal. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang pendeknya relatif sam dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut. Langkah pertama adalah menulis pokok soalnya., langkah kedua adalah menulis jawabannya, kemudian langkah ketiga adalah menulis pengecohnya.
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan jawabannya. Siswa yang mengerjakan soal hanya memilih salah satu jawaban yang benardari pilihan jawaban yang disediakan. Wujud soal terdiri dari :
  1. Dasar pertanyaan / stimulus (bila ada)
  2. Pokok soal (stem)
  3. Pilihan jawaban yang tediri dari : kunci jawaban dan pengecoh.
Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Adapun kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda adalah seperti berikut :
1.     Soal harus sesuai dengan indikator.
Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur  sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
Contoh indikator :
Siswa dapat menentukan salah satu penyebab kemunduran Kerajaan Demak.
Contohsoal yang sesuai dengan indikator :
Salah satu penyebab kemunduran Kerajaan Demak adalah …
a.      armada Portugis menyerang Demak
b.      Demak diserang oleh Kerajaan Mataram
c.       adanya perebutan kedudukan sultan*
d.      kalah bersaing dalam perdagangan
2.     Pengecoh harus berfungsi
Contoh soal yang kurang baik :
Alat optik yang digunakan untuk memperoleh bayangan dari gambar kecil menjadi besar adalah …
a.      teleskop
b.      proyektor
c.       bioskop
d.      stetoskop
Penjelasan : pilihan jawaban c dan d tidak homogen karena bukan merupakan alat optik. Pilihan jawaban itu diperbaiki menjadi “kamera” dan “mikroskop”
3.   Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.
Maksudnya kunci jawaban benar tidak lebih dari satu atau kurang dari satu.
Contoh soal yang kurang baik :
Bunyi /e/ pada kata enak sama dengan bunyi /e/ pada kata … .
a.      beras
b.      bebas *
c.       bela *
d.      bekas
Penjelasan : pilihan c sebaiknya diganti dengan kata “Belas”
4.     Pokok sola harus dirumuskan  secara jelas dan tegas.
Artinya, kemampuan / materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas tigak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan / gagasan.
Contoh soal yang kurang baik :
Pada umumnya kata berimbuhan adalah … .
a.      berani
b.      beringas
c.       beringin
d.      beranjak*
Penjelasan : hindarkan penggunaan kata yang tidak pasti, seperti pada umumnya, kira-kira. Oleh karena itu, pokok soal diperbaiki menjadi “Kata berikut yang berimbuhan ber- adalah ….”
5.     Rumusan pokok soal dan pilihan jawanban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tisak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.
Contoh soal yang kurang baik :
Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga tertinggi negara. Penulisan singkatan dewan perwakilan rakyat yang benar terdapat dalam kalimat … .
a.      Para anggota D.P.R. sedang rapat
b.      Para anggota DPR. sedang rapat
c.       Para anggota DPR sedang rapat.
d.      Para anggota D.P.R sedang rapat.
Contoh soal yang lebih baik :
Penulisan singkatan dewan perwakilan rakyat yang benar terdapat dalam kalimat … .
a.      Para anggota D.P.R. sedang rapat
b.      Para anggota DPR. sedang rapat.
c.       Para anggota DPR sedang rapat.*
d.      Para anggota D.P.R sedang rapat.
7.     Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Contoh soal yang kurang baik
                    Generator listrik di Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura-gura digerakkan oleh … .
a.      tenaga air*
b.      tenaga uap panas
c.       tenaga gas bumi
d.      tenaga solar
7.     Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran siswa terhadap arti pernyataan yang dimasud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.
Contoh soal kurang baik
Nama bangun geometri di bawah ini bukan merupakan bangun ruang kecuali … .
a.      segitiga samakaki
b.      segitiga samasisi
c.       prisma segitiga*
d.      bujur sangkar
Penjelasan : pokok soal diperbaiki menjadi : “Nama bangun geometri di bawah ini yang merupakan bangun ruang adalah … .
8.     Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Artinya, semua pilihan jawaban berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
Contoh soal kurang baik
Jujur terhadapa orang lain berarti … .
a.      berbuat sesuai kehendak
b.      merugukan diri sendiri
c.       berbuat sesuai aturan
d.      berkata apa adanya*
Penjelasan : pilihan b tidak homogen. Oleh karena itu, p[ilihan b diperbaiki menjadi “betingkah laku sopan”
9.      Panjang rumusan harus relatif sama.
Kaidah ini diperlukan karena adanya kecendrungan siswa memilih jawaban yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lengkap dan merupakan kunci jawaban.
Contoh soal kurang baik
Salah satu ini Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah … .
a.      pembubaran Partai Komunis Indonesia
b.      kembali ke Undang-undang Dasar 1945*
c.       pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
d.      dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua partai yang ada
Penjelasan : pilihan d diperbaiki menjadi : “dibentuknya Dewan Nasional”
10.  Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas salah atau benar”.
Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan ini bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.
Contoh soal yang kurang baik
Orang yang hatinya bersih akan selalu … .
a.      bersikap tekun
b.      berbuat sopan
c.       memperlihatkan keberanian
d.      semua pilihan jawaban di atas benar*
Penjelasan : pilihan d diperbaiki menjadi “memelihara kejujuran
11.   Pilihan jawaban berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya.
Artinya, pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan besar kecilnya nilai angka, dari nilai angka paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara urut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat pilihan jawaban.
Contoh soal yang kurang baik
Hasil dari 4³ adalah … .
a.      7
b.      64*
c.       12
d.      81
Penjelasan : pilihan jawaban diurutkan dari kecil ke besar atau sebaliknya, seperti 7, 12, 64*, 81 atau 81, 64*, 12, 7
Terima kasih semoga bermanfaat….

PENULISAN SOAL YANG BAIK

Keterampilan Menulis Tes yang Baik Sangat Diperlukan Agar Dapat Menghasilkan Tes yang Valid

Pengembangan Tes
Sebagaimana kita ketahui bahwa secara garis besar tes terbagi dua, yakni tes obyektif dan tes uraian. Tes obyektif dibedakan menjadi tes B-S, tes menjodohkan, tes pilihan ganda. Sedangkan tes uraian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes uraian terbuka dan tes uraian terbatas. Kedua jenis tes tersebut hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sesuai dengan karakteristik kedua jenis tes tersebut. Jangan gunakan tes uraian hanya untuk mengukur proses berpikir rendah, tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kompleks. Sebaliknya jangan paksakan tes obyektif untuk mengukur ranah kognitif tingkat tinggi terutama jika kita belum terampil dalam mengkonstruksi tes obyektif yang baik.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mengkonstruksi tes adalah sebagai berikut :
Tes Obyektif :
  1. Inti permasalah yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal.
  2. Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal.
  3. Hindari pemnggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal.
  4. Alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen, dan pengecoh menarik untuk dipilih.
  5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar.
  6. Setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar.
  7. Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal.
  8. Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah.
  9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang kecil.
  10. Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok soal.
  11. Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain.
Tes Uraian :
  1. Tuliskan tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.
  2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes obyektif.
  3. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian.
  4. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti : jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
  5. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
  6. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan.
  7. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa.
  8. Tulislah skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.
Setelah menulis butir soal, sebagai penulis soal kita diwajibkan membuat pedoman penskoran sebagai berikut :
  1. Apa jawaban terbaik untuk pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban yang lain maka jawaban tersebut harus ditulis.
  2. Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
  3. Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari yang lain?
  4. Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.
  5. Butir, kata kunci, atau konsep yang lenbih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.
Sebelum kita gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, maka tes uraian yang selesai ditulis harus ditelaah terlebih dahulu.
Terima kasih, semoga bermanfaat ….

BUKU BSE

Buku BSE

Assalamu Alaikum Wr. Wb
Terdorong keinginan untuk saling berbagi maka dengan susah payah page Buku BSE ini berhasil juga aku Up Date secara bertahap. Oleh karena itu admin mohon maaf jika beberapa link belum aktif, karena semuanya di up date secara bertahap. Dimohon kesabaran teman-teman mendownload Buku BSE di halaman ini. Inya Allah semuanya tentu masih menganut aturan lama di Blog ini ” SEMUA GTAREEESSS” di jamin Halal…
Buku Sekolah Elektronik Sekolah Dasar
BSE Kelas 1 SD
Bahasa Indonesia
  1. Bahasa Indonesia – Iskandar
  2. Bahasa Indonesia – Mahmud Fasya
  3. Bahasa Indonesia – Sri Hapsari
  4. Bahasa Indonesia – Umri
  5. Bahasa Indonesia – Yeti
Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Bersahabat dengan IPA – Sani R
  2. Ilmu Pengetahuan Alam – Hoirul
  3. Ilmu Pengetahuan Alam – Mulyati Arifin
  4. Ilmu Pengetahuan Alam – Sholehudin
  5. Ilmu Pengetahuan Alam – Sri
Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Ilmu Pengetahuan Sosial – Dwiari
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial – Edi
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial – Indrastuti
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial – Inoki
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial – Leo
Matematika
  1. Dunia Matematika – Lisia
  2. Matematika – Dian Wakino
  3. Matematika – Irwan
  4. Matematika – Djaelani
  5. Matematika – Irwan
Pendidikan Kewarganegaraan
  1. Bangga Menjadi Insan Pancasila – Sarjan
  2. Pendidikan Kewarganegaraan – Anis Kusumawardani
  3. Pendidikan Kewarganegaraan – Edi Hernawan
  4. Pendidikan Kewarganegaraan – Karsono
  5. Pendidikan Kewarganegaraan – Kurnia
BSE Kelas 2 SD
Bahasa Indonesia
  1. Aku Bangga Bahasa Indonesia – Ismoyo
  2. Aku Bisa Bahasa Indonesia – Yeti
  3. Bahasa Indonesia – Iskandar
  4. Bahasa Indonesia – Samidi
  5. Bahasa Indonesia – Sri Hapsari
Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Asyiknya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam – Suyatman
  2. Ilmu Pengetahuan Alam – Heri Sulistyanto
  3. Ilmu Pengetahuan Alam – Mulyati Arifin
  4. Ilmu Pengetahuan Alam – Poppy
  5. Ilmu Pengetahuan Alam – Sarjan
Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Ilmu Pengetahuan Sosial – Jatmiko dan Dwi
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial – Kuswanto
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial – Radjiman
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial – Sri Mulyaningsih
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial – Suranti
Matematika
  1. Gemar Matematika – Sumanto
  2. Matematika – Buchori
  3. Matematika – Burhan Mustaqim
  4. Matematika – Dwi Priyo
  5. Matematika – Fatkulanam
Pendidikan Kewarganegaraan
  1. Bangga Menjadi Insan Pancasila – Sarjan
  2. Pendidikan Kewarganegaraan – Agus Sri Mulyanto dkk
  3. Pendidikan Kewarganegaraan – Halili
  4. Pendidikan Kewarganegaraan – Lili
  5. Pendidikan Kewarganegaraan – Novida
BSE Kelas 3 SD
Bahasa Indonesia
  1. Aku Bangga Bahasa Indonesia – Ismoyo
  2. Bahasa Indonesia – Kaswan
  3. Bahasa Indonesia – Mahmud
  4. Bahasa Indonesia – Mei
  5. Bahasa Indonesia – Samidi
Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Asyiknya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam – Suyatman
  2. Ilmu Pengetahuan Alam – Aprili
  3. Ilmu Pengetahuan Alam – Choirol Amin
  4. Ilmu Pengetahuan Alam – Mulyati
  5. Ilmu Pengetahuan Alam – Popy K Devi
Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Ilmu Pengetahuan Sosial – Edi dan Endang
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial – Herlan Firmansyah
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial – Inoki dan Mariyono
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial – Muhammad Nursa Ban
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial – Nurhadi
Matematika
  1. Cerdas Berhitung Matematika – Nur
  2. Gemar Matematika – Nurul Masitoch
  3. Gemar Matematika – Putri
  4. Gemar Matematika – Suharyanto
  5. Gemar Matematika – Tridayat
Pendidikan Kewarganegaraan
  1. Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan – Najib dkk
  2. Pendidikan Kewarganegaraan – Edi Hernawan
  3. Pendidikan Kewarganegaraan – Murwati
  4. Pendidikan Kewarganegaraan – Novida
  5. Pendidikan Kewarganegaraan – Prayoga
BSE Kelas 4 SD
Bahasa Indonesia
  1. Bahasa Indonesia – Iskandar
  2. Bahasa Indonesia – Kaswan
  3. Bahasa Indonesia – Ratna Susanti
  4. Bahasa Indonesia – Samidi
  5. Bahasa Indonesia – Septi Lestari
Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Ilmu Pengetahuan Alam – Aprilia
  2. Ilmu Pengetahuan Alam – Budi Wahyono
  3. Ilmu Pengetahuan Alam – Choiril Zamiyawati
  4. Ilmu Pengetahuan Alam – Choirulamin
  5. Ilmu Pengetahuan Alam – Heri
Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Cerdas Pengetahuan Sosial – Retno
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial – Budi S
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial – Indrastuty
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial – Nurhadi
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial – R_J_Soenarjo
Matematika
  1. Ayo Belajar Matematika – Burhan
  2. Matematika – A Kusnandar
  3. Matematika – Aep
  4. Matematika – Fatkulanam
  5. Matematika – Hardi
Pendidikan Kewarganegaraan
  1. Pendidikan Kewarganegaraan – Agus
  2. Pendidikan Kewarganegaraan – Opih
  3. Pendidikan Kewarganegaraan – Prayoga
  4. Pendidikan Kewarganegaraan – Ressi Kartika
  5. Pendidikan Kewarganegaraan – Sarjan
BSE Kelas 5 SD
Bahasa Indonesia
  1. Bahasa Indonesia – A Subarwati
  2. Bahasa Indonesia – Iskandar
  3. Bahasa Indonesia – Samidi
  4. Bahasa Indonesia – Sri Rahayu
  5. Bahasa Indonesia – Sri
Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Ilmu Pengetahuan Alam – Choiril
  2. Ilmu Pengetahuan Alam – Choirul Amin
  3. Ilmu Pengetahuan Alam – Heri
  4. Ilmu Pengetahuan Alam – Maryanto
  5. Ilmu Pengetahuan Alam – Munawar
Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Ilmu Pengetahuan Sosial – Dwiari
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial – Endang
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial – Kurnia Nandar Wati
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial – Nurhadi
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial – Reny
Matematika
  1. Gemar Belajar Matematika – Aep
  2. Gemar Matematika – Sumanto
  3. Matematika – Dwi Priyo
  4. Matematika – Hardi
  5. Matematika – Lusia
Pendidikan Kewarganegaraan
  1. Pendidikan Kewarganegaraan – Najib
  2. Pendidikan Kewarganegaraan – Opih
  3. Pendidikan Kewarganegaraan – Prayoga Bestari
  4. Pendidikan Kewarganegaraan – Rikayani
  5. Pendidikan Kewarganegaraan – Setiati
BSE Kelas 6 SD
Bahasa Indonesia
  1. Cerdas Kreatif Bahasa Indonesia – Nuny
  2. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas – Edi
  3. Bahasa Indonesia – Sukini
  4. Bahasa Indonesia – Sri Santosa
  5. Bahasa Indonesia – Sri Marheni
Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Ilmu Pengetahuan Alam – Choirul
  2. Ilmu Pengetahuan Alam – Dwi
  3. Ilmu Pengetahuan Alam – Heri Sulistyanto
  4. Ilmu Pengetahuan Alam – Mulyati Arifin
  5. Ilmu Pengetahuan Alam – Sulistyowati
Ilmu Pengetahuan Sosial
  1. Ilmu Pengetahuan Sosial – Arif
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial – I S Sadiman
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial – Indrastuti
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial – Nurhadi
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial – Sajimin
Matematika
  1. Bersahabat dengan Matematika – Dadi
  2. Gemar Belajar Matematika – Aep
  3. Gemar Matematika – Sumanto
  4. Matematika – Dwi Priyo
  5. Matematika – Hardi
Pendidikan Kewarganegaraan
  1. Pendidikan Kewarganegaraan – Halili
  2. Pendidikan Kewarganegaraan – Ika Kartika Sari
  3. Pendidikan Kewarganegaraan – Kokom
  4. Pendidikan Kewarganegaraan – Murwati
  5. Pendidikan Kewarganegaraan – Prayoga
Terima kasih
Selamat Mendownload dengan Cepat dan Gratis

LAGI-LAGI PROPOSAL PTK

PROPOSAL PTK : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SD........


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI No.20, Tahun 2003).
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional di atas, maka peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan mendorong siswa untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu pengajaran bidangpendidikan IPA khususnya di SDdapat diartikan sebagai pengajaran yang mengenai konsep kealaman atau pendidikan yang menyentuh aspek alam beserta kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Trianto (2006:100) mendefenisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Di samping itu pengajaran bidang pendidikan IPA khusunya di SD dapat diartikan sebagai pengajaran yang mengenai konsep kealaman atau pendidikan yang menyentuh aspek alam beserta kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar.
Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta dapat memecahkan masalah danmembuat keputusan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat Abruscato (Khairudin dan Soedjono, 2005: 15) yangmenyatakan bahwa “IPA diajarkan di kelas dapat: 1)mengembangkan kognitif siswa, 2)mengembangkan afektif siswa, 3) mengembangkan psikomotorik siswa, 4)  mengembangkan kreativitas siswa,  5) melatih siswa berfikir kritis”.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tujuan mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu: 1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya, 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep ilmu pengetahuan alam  yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang ada hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 5) Meningkatkan kesadaran untuk lingkungan alam, 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat mengembangkan kognitif, afektif, psikomotorik, kreativitas serta melatih siswa dalam berpikir kritis dalam memahami fenomena-fenomena yang terjadi di alam atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga siswa dapat memecahkan masalah tentang isu-isu sosial dalammasyarakat yang menjadi tantangan hidup dan mampu mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Jadi, penekanan dalam pembelajaran IPA adalah bagaimana seorang guru dapat mengembangkan pemahaman siswa dalammengelola pemikirannya untuk menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang lain di lingkungan sekitarnya sehingga memperoleh suatu ide atau gagasan yang baru tentang suatu objek yang diamati  dan memikirkan cara pemecahan masalahnya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) IPA Sekolah Dasar terdapat empat kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu kompetensi tersebut adalah pengaruh gaya terhadap gerak benda yaitu pengaruh gaya terhadap benda diam dan pengaruh gaya terhadap benda bergerak.Pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap gerak benda harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar, karena pengaruh gaya terhadap gerak benda sangat berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar perlu menanamkan konsep pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan baik sehingga siswa dapat mengerti dan paham tentang konsep pengaruh gaya terhadap gerak benda. Namun kenyataan yang ditemukan  di lapangan dalam pembelajaran IPA  kelas IV Sekolah Dasar khususnya  pengaruh gaya terhadap gerak benda  tidak sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri ........ pada tanggal 4-6 Februari 2010 terungkap bahwa hasil belajarsiswa pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap gerak benda masih tergolong rendah. Dari 17 jumlah siswa hanya 8 orang siswa yang memiliki hasil yang bagus pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap gerak benda.
Masalah tersebut diakibatkan karena dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas kurang efektif dan efisien, diantaranya: 1)Guru dalam mengajarkan materi tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda kurang melakukan kegiatan percobaan, 2)Guru dalam menyajikan materi pelajaran IPA khususnya tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda, hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak mampu memahami konsep pengaruh gaya terhadap gerak benda, 3) Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda, 4) Guru tidak menggunakan alat peraga atau media dalam melakukan proses pembelajaran  tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda.
Rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap gerak benda kelas IV SD Negeri .................. perlu dicari solusi sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap gerakbenda yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Karena strategi ini akan membawa hasil yang optimal dan memuaskan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap gerak benda.
Strategi pembelajaran inkuiri memberi kesempatan secara optimal kepada siswa, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pengetahuan yang dipelajarinyadapat tersimpan secara permanen dalam ingatannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Khaeruddin dan Eko (2005:51) bahwa “Strategi pembelajaran inkuiri tidak hanya menuangkan informasi ke dalam ingatan siswa, tetapi mengusahakan bagaimana konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam ingatan siswa”.
Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang banyak dianjurkan untuk dipergunakan dalam proses belajar mengajar IPA. Karena strategi pembelajaran Inkuiri memiliki keunggulan seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya (2009:208) bahwa:
Ada beberapa keunggulan dalam penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran IPA yaitu: a. strategi pembelajaran Inkuiri lebih menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang; b, memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka; c,sesuai dengan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman; d strategi pembelajaran Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata”.Dengan demikian dari beberapa keunggulan strategi pembelajaran Inkuiri yang telah dipaparkan di atas maka tidak diragukan lagi untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis siswa sehingga mampu mendorong siswa menggunakan konsep materi yang dimilikinya dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan pribadi, sekolah maupun masyarakat.
Apabila permasalahan-permasalahan di atas dapat dihadapi tentu permasalahanpada pembelajaran konsep pengaruh gaya terhadap gerak benda dan solusi yang telah dikemukakan maka penulis  bersama guru dengan ridho dari Allah SWT akan mengangkat sebuah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pengaruh gaya terhadap gerak benda melalui strategi pembelajaran Inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri ..................
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini

PROPOSAL PTK: Pengaruh Aktivitas Membaca Di Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN ................

A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak dalam arti bahwa orang tua, guru, tokoh masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. Khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah/guru memiliki peranan yang cukup besar dalam rangka membelajarkan subyek didik dalam beragam pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Sekolah (khususnya para guru), mengembangkan pembelajaran yang terencana, sistimatis dan terkordinasi. Selain itu , sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat diharapkan partisipasinya dalam rangkah mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan intruksional pada khususnya.
Untuk mewujudkan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, para guru selalu merencanakan kegiatan mengajarnya dengan mempertimbangkan berbagai aspek baik yang bersumber dari subyek yang belajar maupun yang bersumber dari lingkungan belajar.
Rancangan pengajaran (disain instruksional ) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh para guru untuk memperlancar aktivitas pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Margaret E. Bell yang mengatakan bahwa pembelajaran mesti direncanakan agar kegiatan pembelajaran siswa dapat berjalan dengan baik.
Kalau para guru sudah merencanakan kegiatan mengajarnya dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, tentu aktivitas siswa belajar lancar. Ini berarti bahwa efaektivitas pembelajaran sangat menunjang bahkan sangat menentukan pencapaian tujuan pengajaran.
Salah satu indikasi tercapainya tujuan pengajaran ialah meningkatkan prestasi belajar siswa dalam arti bahwa kemampuan kognitif, afektif serta psiko-motorik siswa berkembang secara bersama.
Meningkatnya prestasi belajar siswa merupakan salah satu ciri dari meningkatnya kualitas / mutu pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Slamet sebagai berikut :
  1. Kualitas pendidikan dapat diukur dari berbagai aspek antara lain :Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
  2. Meningkatnya prestasi yang dicapai oleh siswa hampir pada semua bidang studi.
  3. Semakin profeasionalnya guru dalam melaksanakan tugas pengajaran.
  4. Penyesuaian dan pembaharuan kurikulum sesuai dinamika perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1995:23 ).
Sarana dan prasarana pendidikan dan pembelajaran senang tiasa diupayakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan, namun selalu saja dirasakan adanya kekurangan karena jumlah sekolah dan jenis sekolah yang membutuhkan cukup besar. Biaya yang dialokasikan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah pendidikan khususnya pembelajaran nampaknya belum memadai. Penataran dan penelitian guru selalu diadakan untuk meningkatkan profesionalisme guru tersebut dalam melaksanakan tugasnya.
Pemerintah (dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional) tidak henti-hentinya mengupayakan pembenahan bidang pendidikan sebab disadari bahwa selain saran dan prasarana, komponen lainnya seperti sumber belajar, tenaga dan sistem harus ditingkatkan kualitasnya. Semua itu dimaksud agar proses berjalan dengan lancar dan prestasi belajar subyek didik semakin meningkat. Kalau prestasi belajar subyek didik sudah meningkat pada sewmua jenis dan jenjang berarti kualitas pendidikan dapat pula ditingkatkan.
Salah satu aspek dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berkaitan erat dengan judul Ptk ini adalah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Perpustakaan sekolah merupakan sarana penunjang membantu subyek didik dalam memperlancar proses belajarnya.
Sulyto Basuki menyatakan bahwa :
Buku merupakan alat bantu manusia untuk belajar sejak mulai dapat membaca, memasuki bangku sekolah hingga bekerja. Karena perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan krgiatan belajar, maka perpustakaan pun selalu dikaitkan dengan kegiatan belajar. (1991:4).
Pentingnya perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah bagi siswa yang belajar tentu tidak dapat dipungkiri lagi.
Melalui buku yang ada diperpustakaan, siswa-siswa membaca atau meminjam buku sehingga pengetahuannya semakin meningkat. Dengan demikian buku perpustakaan dapat berfungsi sebagai salah satu sumber belajar peranan guru dalam meningkatkan motivasi siswa untuk mencintai perpustakaan dan meminati buku bacaan sangat diharapkan terutama dalam meningkatkan prestasi belajar. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan jika guru melaksanakan peranannya sebagai edukator, motivator, dan vasilitator dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dan penelitian ini berfokus pada ada tidaknya pengaruh aktifitas membaca perpustakaan terdapat prestasi belajar siswa, khusunya siwa kelas IV SDN ............................
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini

PROPOSAL PTK: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VI SDN ........................ Tentang Ekosistem

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru pasti dihadapkan pada kondisi pembelajaran dengan jumlah siswa, gender, latar belakang etnis, agama, sosio-ekonomi, budaya, tingkah laku dan kemampuan akademik siswa yang beraneka ragam sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru dituntut profesional untuk melaksanakan semua itu. Peranan yang diemban oleh guru tidak hanya sekedar mengupayakan agar siswa dapa memperoleh berbagai ragam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Akan tetapi lebih dari itu, seorang guru harus dapat mendorong siswa untuk dapat bekerja secara berkelompok dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistimatis, kreatif, cerdas, dan rasa ingin tahu dan dapat menciptakan suasana yang membuat aktif siswa di dalam proses pembelajaran.
Bila siswa diberikan tanggung jawab yang lebih besar, maka siswa akan lebih serius belajar. Hal ini senada dengan pandangan Bejarono (1987) yang mengatakan bahwa pembelajaran yang dianggap paling baik yaitu siswa terlibat secara aktif di dalam proses belajar mengajar.
Mata Pelajaran IPA dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik. , sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap siswa yang kurang aktif dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran ini.
Padahal, mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena mata pelajaran ini di samping menjadi salah satu mata pelajaran yang diujiannasionalkan juga mencakup komponen kemampuan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Dalam Permen Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran IPA di sekolah dasar ditetapkanpkan bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran IPA di tingkat sekolah dasar adalah :
  1. Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis
  2. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya
  3. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan, dan tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup
  4. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya, perubahan wujud benda, dan kegunaannya
  5. Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya
  6. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia
Berdasarkan catatan dokumentasi, proses pembelajaran di kelas VI SDN .......................... pada kompetensi dasar “mengideintifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbanan alam (ekosistem) “ dengan model pengajaran langsung ternyata tidak mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga pada saat penilaian prestasi belajar yang diperoleh sangat mengecewakan.
Kurangnya aktivitas dan minat siswa terhadap pelajaran mengakibatkan rendahnya tingkat daya serap. Catatan dokumentasi tahun lalu dari salah satu kelas yang muridnya berjumlah 24 orang terdapat 11 orang siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (SKBM = 70) dan 13 orang siswa lain nilainya berada di bawah kriteria ketuntasan minimal. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para siswa tidak mampu menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Rerata klasikal hanya mampu mencapai 60,3. Ini memberikan asumsi bahwa daya serap siswa secara klasikal hanya mencapai 61 persen. Sungguh merupakan suatu masalah serius yang patut mendapat penanganan secara tepat.
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hudoyo (1988:6) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar IPA adalah peserta didik, pengajar, sarana prasarana, dan penilaian. Rendahnya ketuntasan belajar IPA dipengaruhi oleh aktviitas siswa dan rendahnya aktviitas siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Masalah ini yang mendorong munculnya gagasan untuk menekankan kepada pengajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih melatih kemampuan berpikir, bernalar dan menggali segenap potensi yang ada pada dirinya. Siswa diarahkan agar mampu menempatkan dirinya sebagai pemeran penting dalam proses pembelajaran yaitu suatu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif. Strategi pembelajaran ini merupakan suatu bentuk inovasi untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menantang dan menyenangkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Rendahnya keaktifan dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA telah lama menjadi permasalahan guru di SDN .................... Telah berbagai strategi pembelajaran model kelompok diterapkan dan dilakukan, namun proses pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang pandai, sementara siswa yang berkemampuan rendah dan sedang tidak memperlihatkan partisipasinya dalam pembelajaran, sehingga tidak terjadi interaksi dalam pembelajaran, terutama interaksi antara siswa dengan siswa.
Dalam kondisi seperti itu, tujuan pembelajaran model kelompok tidak terwujud karena siswa tidak mampu bekerja sama, tidak mampu menyampaikan pendapat dan menanggapi pendapat orang lain. Hal ini merupakan kegagalan guru dalam proses pembelajaran. Ada kecenderungan pembelajaran terpusat kepada guru (teacher centered). Tidak ada umpan balik (feedback) dari siswa sehingga proses pembelajaran tidak bermutu. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa hasil penilaian proses tidak sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa kelas VI SDN ...................... dalam proses pembelajaran IPA, perlu penggunaan model pembelajaran yang tepat, yang dapat membangkitkan minat, keaktifan, dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang terpusat kepada guru (teacher centered) harus diubah menjadi pembelajaran yang terpusat kepada siswa (student centered). Artinya, pembelajaran terfokus pada penguasaan siswa atas materi dan penciptaan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, sehingga memudahkan siswa memahami pelajaran yang disajikan oleh guru. Keaktifan dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran akan memberikan pengaruh yang besar untuk menjaga kelangsungan belajar siswa dalam tingkat kesungguhan belajar yang tinggi.
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini




PROPOSAL PTK: Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Penjumlahan Pecahan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN ................

A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional yang dituangkan dalam kurikulum pendidikan nasional yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab, undang-undang sisdiknas No 20 tahun 2003 (2007:98).
Dalam upaya untuk memajukan suatu kehidupan bangsa dan negara sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan maka didalamnya terjadi proses pendidikan atau proses belajar mengajar akan memberikan pengertian pada pandangan dan penyesuaian bagi seseorang atau siterdidik kearah kematangan dan kedewasaan. Dengan proses ini akan membawa pengaruh terhadap perkembangan jiwa dan potensi seseorang peserta didik kearah yang lebih dinamis baik terhadap bakat atau pengalaman, moral, intelektual, maupun fisik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah melakukan sebagai upaya salah satunya pada mata pelajaran matematika. Karena matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN ................. tentang pecahan di simpulkan bahwa :
  1. Siswa belum memahami tentang pecahan
  2. Siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang mereka butuhkan
  3. Adanya fakta bahwa hasil belajar matematika pada SDN .......... masih sangat rendah. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada mid semester nilai rata-ratanya hanya mencapai 46,25.
Pemahaman siswa yang rendah antara lain disebabkan karena pada umumnya dalam proses pembelajaran yang diterapkan di SD masih cenderung bersifat konvensional dengan hanya mendengar ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan pembelajarannya didominasi oleh guru dan sedikit melibatkan siswa. Sehingga siswa menjadi cepat bosan dan malas dalam mengikuti materi pelajaran. Selain itu interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran sangat minim. Akibatnya penguasaan mereka terhadap materi yang diberikan tidak tuntas. Dengen demikian aktifitas belajarnya menjadi rendah. Untuk dapat memahami suatu konsep atau teori dalam matematika bukanlah suatu pekerjaan mudah. Sehingga untuk mempelajari matematika dengan baik diperlukan aktivitas belajar yang baik.
Salah satu pendekatan yang di asumsiukan dapat meningkatkan pemahaman belajar dan siswa senang belajar adalah dengan menggunakan pendekatan realistik.
Menurut Gusti (2001) matematika realistik ini merupakan pendekatan pembelajaran bertitik tolak dari hal-hal yang nyata bagi siswa yang menekankan keterampilan berdiskusi berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah baik secara individual maupun kelompok.
(Fausi 2002 ) menyatakan bahwa pendekatan matematika relistik dalam penjumlahan pecahan adalah pendekatan yang memberikan aktifitas untuk mencapai tujuan pemehaman melalui lima tahap yaitu, (1) tahap memehami masalah kontekstual, (2) tahap menyelesaikan masalah, (3) tahap membandingkan jawaban/mendiskusikan jawaaban , dan (5) tahap menyimpulkan .
Pada pendekatan realistik, proses pembelajaran harus di pandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau berpartisifasi dalam aktifitas pembelajaran. Pada pendekatan ini guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimping pengajaran yang demokratis, sehingga di harapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis termotivasi untuk mengangkat judul Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Penjumlahan Pecahan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN ........................... Penelitian ini dilatar belakangi adanya fakta/kenyataan yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika masih sangat rendah dengan menggunakan pendekatan PMR dalam proses pembelajaran di harapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini


PROPOSAL PTK: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media Torso Pada Murid Kelas IV SD ................

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam lingkungan sekolah pada hakikatnya dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003 : 7 ) ditegaskan bahwa :
Fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mengimplementasikan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas, berbagai komponen pendidikan harus saling mendukung, antara lain : guru, kurikulum, sumber belajar, dan media pembelajaran. Murid sebagai sasaran pembelajaran, dituntut untuk meningkatkan kemampuan belajarnya sehingga dapat memiliki prestasi belajar yang baik, diantaranya melaliu penggunaan media dalam pembelajaran.
Bagi pengajar perlu diingat bahwa salah satu hal yang sangat penting untuk membuat pembalajaran menjadi efektif adalah pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan topik-topik mata pelajaran yang diajarkan, khususnya dalam melakukan komunikasi dengan anak didik agar mereka mudah memahami informasi yang kita sampaikan sehingga sumber daya yang dihasilkan lebih berkualitas dan sesuai dengan yang kita harapkan.
Proses komunikasi, utamanya dalam lingkungan pendidikan formal (sekolah) seorang guru dituntut untuk dapat menyampaikan atau menginformasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid yang diajarnya (anak didik) dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar pengetahuan yang dimiliki guru dapat dikuasai oleh murid. Sehingga dengan adanya proses komunikasi tersebut guru diharapkan dapat menyampaikan pengalamannya atau pengetahuannya kepada muridnya dan murid pun menerima atau memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran tersebut bermakna bagi murid. Kendatipun demikian upaya tersebut tidak selalu sesuai apa yang kita harapkan, karena dalam kegiatan pembelajaran proses komunikasi tidak selalu berjalan dengan lancar, bahkan dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian.
Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadi salah komunikasi, maka digunakanlah sarana yang dapat membantu jalannya proses komunikasi agar berjalan lancar yang biasa juga disebut dengan media pembalajaran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan media dapat mempengaruhi kehidupan seseorang utamanya dalam hal ini murid sekolah dasar. Dengan adanya media pembalajaran anak akan lebih mudah memahami apa yang dipelajarinya karena dapat melihat secara langsung baik melalui gambar maupun melalui benda konkret (nyata).
Upaya untuk memotivasi belajar anak sangat diarahkan kepada proses belajar mengajar, dalam hal ini penggunaan media pembelajaran yang baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang optimal disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Karena adanya penataan dan perencanaan yang baik dan optimal terutama dalam penggunaan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam proses pembalajaran maka dapat menghasilkan murid yang mempunyai potensi serta memiliki kemampuan intelektual sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, banyak hal yang menuntut murid untuk mencari sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan memberikan kesan yang bermakna kepada murid untuk memahami materi yang dipelajarinya. Belajar akan lebih bermakna jika murid mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
Rendahnya tingkat kemampuan murid menguasai materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam karena dalam proses belajar mengajar, yang diterapkan guru selama ini adalah dengan cara memberikan materi tanpa alat peraga, membacakan naskah pelajaran sementara murid di minta mendengarkan dan mencatat, sehingga menjadi murid hanya sekedar sebagai pendengar pasif dalam kelas yang menyebabkan murid kurang berminat, bahkan bisa kehilangan motivasi belajarnya. Dengan demikian, tingkat pemahaman murid terhadap materi pelajaran atau hasil belajar yang diperoleh murid bisa berakibat rendah. Hal tersebut mengakibatkan hasil yang diperoleh nilai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada UTS (Ujian Tengah Semester) semester I tahun 2011 hanya memperoleh rata-rata 65 (Sumber data sekunder SD ..................................).
Untuk meningkatkan hasil belajar murid, maka salah satu cara yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi murid adalah dengan menggunakan media model torso yang membuat murid lebih mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media torso sangat penting karena terkait dengan keberhasilan dan kemampuan murid secara utuh. Torso merupakan jenis media tiga dimensi yang dapat membantu murid dalam belajar, sebab secara langsung murid berhadapan dengan objek yang sedang dipelajari. Selama ini di SD ................ tidak pernah belajar dengan menggunakan media torso, utamanya pada konsep rangka, sehingga murid kurang paham akan materi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan media model torso dalam pembalajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk meningkatkan hasil belajar murid, khususnya kelas IV.
Selama ini dalam proses belajar mengajar yang kurang memberikan kesempatan kepada murid untuk secara aktif memecahkan masalah sendiri akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran yang dapat melatih murid untuk mencari dan menemukan sendiri permasalahan yang dihadapi tersebut, sehingga dapat menghayati dan memahami materi pelajaran yang diberikan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis merasa perlu melakukan pengkajian secara ilmiah. Untuk maksud tersebut maka perlu melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media Torso Pada Murid Kelas IV SD .........................”.
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini



PROPOSAL PTK: Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Melalui Metode Membaca Kritis Pada Siswa Kelas V SD ........................

A. Latar Belakang


Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan kurikulum dalam lembaga pendidikan sebagai upaya mempengaruhi para peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan itu sendiri pada dasarnya mengantarkan para peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Akan tetapi berbicara masalah pendidikan, kadangkala dihadapkan pada mata rantai persoalan yang tidak jelas ujung pangkalnya dan dari mana harus memulainya. Betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, sehingga dengan demikian manusia dituntut untuk menuntut ilmu pengetahuan itu melalui proses pendidikan yang dimaksudkan di atas. Salah satu unsur yang paling penting dalam proses pendidikan adalah belajar.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pembelajaran yang sangat penting di pelajari khususnya pada tingkat sekolah dasar. Sebab di sekolah dasar merupakan proses awal untuk pembentukan karakter siswa yang nantinya akan meningkat pada jenjang selanjutnya.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan sarana yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, selain sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan terhadap orang lain serta berfungsi memahami pikiran dan perasaan orang lain. (Depdikbud 1996:3), menyatakan bahwa pengembangan Linguistik Intelegensi (kemampuan/ kecerdasan berbahasa) bertujuan agar manusia mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan teman sebaya dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik di sekolah, di rumah, maupun di sekitar tempat tinggal.
Bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional telah diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar murid atau siswa mampu dan terampil menggunakan kalimat bahasa Indonesia di kalangan masyarakat, namun sampai sekarang boleh dikatakan hasil yang dicapai dalam pengajaran bahasa Indonesia belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa peneliti yang pernah dilakukan, sebelumnya oleh: Jusuf Arruan pada tahun 1991, Silvija M. Rokot tahun 1995, dan Cotaji M Kumenap pada tahun 1994. Dari penelitian tersebut masing-masing menyatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia belum memuaskan.
Mempelajari bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari oleh setiap manusia khususnya siswa kelas V SD ........................... Akan tetapi pengetahuan Bahasa Indonesia tidak muda untuk ditransfer begitu saja tetapi butuh proses pembelajaran.
Keterampilan dalam kemampuan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang berdasarkan pada kurikulum 1994 maupun dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi. Keempat aspek keterampilan ini menjadi faktor pendukung dalam menyampaikan pikiran, gagasan, dan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis, sesuai dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa. Berdasarkan keempat aspek kemampuan berbahasa tersebut, tujuan umum pembelajaran berbahasa dapat tercapai (Depdiknas, 2003: 3).
Hal ini senada yang di ungkapkan oleh Lorbach dan Tobin (Efi, 2007 : 4) mengatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari otak seorang guru kepada siswa, siswa yang harus memaknai apa yang telah di ajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya. Proses belajar yang dimaksud disini adalah sebuah proses yang di lakukan dengan penerapan beberapa metode dan kemampuan tenaga pendidik untuk memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa dengan kemampuannya yang di bekali dengan ilmu pengetahuan mampu memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
Hasil yang dicapai siswa kelas V SD .................... sebelum dilakukan penelitian menunjukkan nilai di bawah standar minimal (55%). Dan untuk mengetahui secara pasti manfaat dari penerapan metode membaca kritis pada siswa perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Dalam penelitian ini, siswa di harapkan mampu mencapai keriteria ketuntasan minimal (65-85%), dan mampu memberikan umpan balik dalam artian memberikan respon terhadap proses membaca materi yang disajikannya. Dan untuk memiliki kemampuan pemahaman kritis terhadap materi bacaan maka, diperlukan latihan yang sistematis dan terarah yang tentunya di dahului oleh pola yang diterapkan oleh tenaga pendidik. Dalam proses belajar-mengajar, salah satu pendekatan yang ingin diterapkan adalah kemampuan membaca pemahaman dengan metode membaca kritis.
Selengkapnya download di sini 



PROPOSAL PTK: Penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe STAD dalam Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Di Kelas VI SDN .......................

A. Latar Belakang
Materi pembelajaran sastra di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa dan sastra dilaksanakan secara seimbang dan disajikan secara terpadu (Depdikbud, 1999:20 dan Depdiknas, 2001:14). Materi pembelajaran sastra memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Solchan Rafi’udin dan Budiasih (dalam Hafid 2002:30) bahwa teks sastra memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahan ajar yang lainnya, yaitu struktur teks, isi pesan, aspek kejiwaan yang ditumbuhkembangkan dan strategi penangkapan isi teks yang diperlukan.
Pernyataan tersebut di atas menunjukkan bahwa pendidikan sekolah dasar bertujuan membina kemampuan mengapresiasi sastra. Kemampuan yang akan dibentuk yaitu kemampuan memahami sastra dan keterampilan mengapresiasi, karena hal ini harus dimiliki bagi setiap peserta didik. Oleh karena itu guru harus melatih murid mengapresiasi dan diharapkan dapat mempertajam perasaan-perasaan penalaran dan daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidupnya.
Dalam pencapaian kemampuan mengapresiasi sastra di sekolah dasar, murid diberi pengalaman belajar sastra melalui kegiatan diskusi kelompok. Hal ini sejalan dengan Beach dan Marshall (dalam Hafid 2002:7) dalam pembelajaran sastra ada tiga faktor utama yang berinteraksi secara dinamis, yaitu guru, murid, dan teks. Interaksi antara ketiga komponen tersebut dapat mengembangkan potensi anak, karena interaksi dengan karya sastra dapat membantu perkembangan kognitif, bahasa, moral dan sosial anak.
Salah satu bahan pembelajaran sastra di SD adalah cerita fiksi. Sejalan dengan itu Mason (dalam Hafid 2002:6) menyatakan bahwa teks cerita lebih digemari anak-anak daripada buku-buku cerita. Teks cerita merupakan suatu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan tersendiri.
Bahan pembelajaran cerita fiksi yang dipilih dan dikembangkan di sekolah dasar harus sesuai dengan karakteristik siswa. Olehnya itu kesesuaian antara bahan pembelajaran cerita fiksi dengan karakteristik murid yang berkaitan dengan perkembangan jiwa dan kemampuan bahasa serta lingkungan hidupnya, merupakan kriteria yang harus digunakan sebagai pembelajaran cerita fiksi dengan bahan yang sesuai. Menurut Santosa, (2006:43) ada empat proses dalam pembelajaran cerita fiksi yaitu (1) pemilihan materi, (2) pemilihan metode yang sesuai dengan keadaan siswa, (3) kegiatan pembelajaran apresiasi sastra anak, dan (4) evaluasi belajar sebagai indikator keberhasilan pembelajaran apresiasi sastra.
Guru diharapkan tidak memandang aktifitas pembelajaran sastra sebagai suatu pekerjaan yang selesai dalam waktu yang singkat, tetapi dapat dipandang sebagai suatu proses secara bertahap dalam waktu tertentu untuk menghasilkan pembelajaran apresiasi sastra, yaitu murid mampu memahami unsur-unsur karya sastra.
Harapan tersebut di atas belum sesuai dengan kenyataan, hal ini terungkap melalui prapenelitian pada bulan Desember 2011 di kelas VI SDN ....................., melalui observasi dan wawancara kepada guru dan siswa. Dari hasil observasi terungkap: yaitu (1) guru dalam mengajarkan cerita fiksi belum maksimal, guru hanya menentukan tema saja, tidak menentukan unsur-unsur lainya seperti menentukan alur, perwatakan, latar dalam cerita, (2) guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, yaitu hanya dapat mendengarkan cerita yang dibaca oleh guru dalam hal ini siswa tidak diajak untuk mendiskusikan tentang tema, alur, perwatakan dan latar yang terkandung dalam cerita tesebut, (3) dalam proses pembelajaran, guru tidak membentuk kelompok diskusi kepada siswa, dalam menemukan tema, alur, perwatakan dan latar dalam cerita fiksi, (4) guru kurang mempresentasekan hasil kerja kelompok mengapresiasi cerita fiksi di depan kelas, tetapi guru hanya mengumpulkan saja hasil kerja kelompok siswa.
Selain itu juga berdasarkan hasil tes prapenelitian kepada siswa kelas VI SDN ......................... tersebut terungkap: (1) murid tidak mampu membedakan antara tema dan judul cerita, (2) murid sulit menentukan tema, alur, seting dan amanat yang tekandung dalam sebuah cerita fiksi tersebut dengan baik, (3) murid sukar menetukan jalannya cerita, (4) murid sukar menentukan sifat-sifat tokoh dalam cerita. Tes prapenelitian yang dilakukan hanya mencapai 45% murid yang dapat menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam cerita fiksi dan 55% murid yang masih rendah dalam menentukan unsr-unsur yang terkandung dalam cerita fiksi tersebut.
Dari hasil temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya kemampuan mengapresiasi cerita fiksi adalah ketidakmampuan guru menggunakan pendekatan yang sesuai yang dilakukan oleh guru sehingga murid tidak dapat menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam cerita fiksi.
Jika masalah tersebut tidak dapat diatasi akan berdampak negatif pada siswa, dalam hal ini siswa tidak dapat memahami unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita fiksi, dan juga akan berdampak pada rendahnya minat mengapresiasi karya sastra. Untuk itu peneliti bermaksud untuk mengatasi permasalahan di atas dengan menggunakan pendekatan kooperatif model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Sejalan dengan itu Nur (1998:9) menyatakan bahwa untuk mencapai pembelajaran sastra yang maksimal guru harus menggunakan model koperatif learning tipe STAD dan membuat kelompok diskusi kecil, sehingga dapat membantu murid dalam meningkatkan keaktifan antar mereka dan saling kerjasama dalam proses pembelajaran cerita fiksi.
Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok-kelompok kecil ini saling berinteraksi satu sama lain dan berusaha menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi. Tujuan pembentukan kelompok kecil ini akan memudahkan murid yang berkemampuan rendah dapat berinteraksi dengan teman kelompoknya yang dianggap mampu.
Berdasarkan harapan dan kenyataan tersebut di atas, maka peneliti melakukan tindakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe STAD Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi di Kelas VI SDN .....................
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini


Tunggu Posting selanjutnya.................
yang perlu aja lah......

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG EFESIEN DAN EFEKTIF

Model – Model Pembelajaran yang Efesien dan Efektif


Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Salam sejahtera buat anda semua. Kali ini dengan semangat untuk saling berbagi posting-an kali ini berisi berbagai model atau strategi pembelajaran yang efektif dan efesien untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas, agar tercipta Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).
Model pembelajaran di bawah ini dilengkapi dengan langkah-langkah pembelajarannya. Bagi teman-teman guru yang mengalami permasalahan dalam kelasnya dan ingin melakukan Penelitian Tindakan Kelas, model pembelajaran berikut bisa menjadi solusi.
Tuk dapatkan filelnya ga perlu download, cukup baca online aja atau copy-pasta aja ke system anda. Mudah bukan? Semoga bermanfaat….
EXAMPLES NON EXAMPLES
Contoh Dapat Dari Kasus/Gambar Yang Relevan Dengan
Langkah-langkah :
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan
 PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan/rangkuman
NUMBERED HEADS TOGETHER (KEPALA BERNOMOR)
Spencer Kagan, 1992
Langkah-langkah :
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
  6. Kesimpulan
 COOPERATIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif :  Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
  2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
  • Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
  • Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  1. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
  2. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
  3. Penutup
KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS
Langkah-langkah :
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
  3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
  4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
  5. Kesimpulan
STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
  2. Guru menyajikan pelajaran
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  5. Memberi evaluasi
  6. Kesimpulan
 JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978
Langkah-langkah :
  1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
  7. Guru memberi evaluasi
  8. Penutup
 ROBLEM BASED INTRODUCTUON (PBI) (PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
Langkah-langkah :
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
 ARTIKULAS
Langkah-langkah :
  1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
  4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
  5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
  7. Kesimpulan/penutup
MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
MAKE – A MATCH (MENCARI PASANGAN)  (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup
 THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
  6. Guru memberi kesimpulan
  7. Penutup
 DEBATE
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
  3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
 ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
  6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
  7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
  10. Evaluasi
  11. Penutup
 GROUP INVESTIGATION (SHARAN, 1992)
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
  5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
  7. Evaluasi
  8. Penutup
 TALKING STIK
Langkah-langkah :
  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
  2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
  3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
  4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
  5. Guru memberikan kesimpulan
  6. Evaluasi
  7. Penutup
 BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
  1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
 SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Evaluasi
  8. Penutup
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
  4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
  6. Penutup
 COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
  4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
  5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
  6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
  7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
  8. Penutup
DEMONSTRATION (Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan TPK
  2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
  3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
  4. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
  5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
  6. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan
  7. Guru membuat kesimpulan
 EXPLICIT INTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) (ROSENSHINA & STEVENS, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan  dengan pola selangkah demi selangklah
Langkah-langkah :
  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
  3. Membimbing pelatihan
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
  5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
COOPERATIVE INTEGRATED READING  AND COMPOSITION (CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS (STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
  3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
  5. Guru membuat kesimpulan bersama
  6. Penutup
INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR) OLEH SPENCER KAGAN
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
  1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
  2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
  3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
  4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
  5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
TEBAK KATA
MEDIA :
  • Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
  •  Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan ditelinga.
Langkah-langkah :
  1. Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
  2. Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
  3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
  4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
  5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
  6. Dan seterusnya
CONTOH KARTU
  • Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
  • Dimiliki oleh 1 orang
  • Struktur organisasinya tidak resmi
  • Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA :   PERUSAHAAN  PERSEORANGAN
WORD SQUARE
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah :
  1. Sampaikan materi sesuai TPK
  2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
  3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
  4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
TAKE AND GIVE
MEDIA :
  • Kartu ukuran ± 10×15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK
  • Kartu contoh sejumlah siswa
Langkah-langkah :
  1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
  2. Jelaskan materi sesuai TPK
  3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
  4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
  5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give)
  6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
  7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
  8. Kesimpulan
CONSEPTSENTENSE
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai
  2. Guru menyajikan materi secukupnya
  3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen
  4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
  5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
  6. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu Guru
  7. Kesimpulan
 COMPLETTE SENTENSE
Media : * Siapkan blangko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan yang ingin dicapai
  2. Menyampaikan materi secukupnya atau peserta disuruh membacakan buku atau model dengan waktu secukupnya
  3. Bentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
  4. Bagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh)
  5. Peserta diharap berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia
  6. Bicarakan bersama-sama anggota kelompok
  7. Setelah jawaban benar yang salah diperbaiki. Tiap peserta disuruh membaca berulang-ulang sampai mengerti atau hapal
  8. Kesimpulan
TIME TOKEN ARENDS 1998
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
  1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
  2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan
  3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
  4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
  5. Dan seterusnya
PAIR CHEKS SPENCER KAGEN 1993
APA YANG DILAKUKAN?
  • BEKERJA BERPASANGAN
      Bentuk tim dalam pasangan-pasangan dua siswa dalam pasangan itu mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
  • PELATIH MENGECEK
      Apabila patner benar pelatih memberi kupon
  • BERTUKAR PERAN
      Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
  • PASANGAN MENGECEK
      Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban
  • PENEGASAN GURU
      Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep
KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Caranya………….?
  1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
  2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
  3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
TARI BAMBU
Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan onformasi antar siswa
Caranya?
  1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
  2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
  3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
  4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan
DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) SPENCER KAGAN 1992
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya.
Caranya :
  1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
  2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain
  3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
  4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
  5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
Semoga bermanfaat …