Aspek Filosofis
• Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat.
• Kurikulum berorientasi
pada pengembangan kompetensi.
Aspek Yuridis
RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN
• Perubahan metodologi pembelajaran
• Penataan kurikulum
INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010
• Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional:
Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-Nilai Budaya
bangsa Untuk Membentuk Daya Saing Karakter Bangsa.
Aspek Konseptual
• Relevansi
• Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Kurikulum lebih dari sekedar dokumen
• Proses pembelajaran
• Relevansi
• Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Kurikulum lebih dari sekedar dokumen
• Proses pembelajaran
a. Aktivitas belajar
b. Output belajar
c. Outcome belajar
• Penilaian
a. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi
b. Penjenjangan penilaian
Rasionalitas Penambahan Jam Pelajaran
• Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan
proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan
penambahan jam pelajaran
• Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP di AS, Korea Selatan]
• Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial
Permasalahan Kurikulum 2006
• Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
• Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
• Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
• Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
• Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
• Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
• Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
• Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Alasan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
•Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
•masalah lingkungan hidup
•kemajuan teknologi informasi
•konvergensi ilmu dan teknologi
•ekonomi berbasis pengetahuan
•kebangkitan industri kreatif dan budaya
•pergeseran kekuatan ekonomi dunia
•pengaruh dan imbas teknosains
•mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan
•Hasil TIMSS dan PISA
Alasan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
•masalah lingkungan hidup
•kemajuan teknologi informasi
•konvergensi ilmu dan teknologi
•ekonomi berbasis pengetahuan
•kebangkitan industri kreatif dan budaya
•pergeseran kekuatan ekonomi dunia
•pengaruh dan imbas teknosains
•mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan
•Hasil TIMSS dan PISA
KOMPETENSI MASA DEPAN
•Kemampuan berkomunikasi
•Kemampuan berpikir jernih dan kritis
•Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
•Kemampuan menjadi warga negara yang efektif
•Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
•Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
•Memiliki minat luas mengenai hidup
•Memiliki kesiapan untuk bekerja
•Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Fenomena Negatif yang Mengemuka
§Perkelahian pelajar
§Narkoba
§Korupsi
§Plagiarisme
§Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
§Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat
•Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
•Beban siswa terlalu berat
*Kurang bermuatan karakter
Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Kondisi Saat Ini
A. Kompetensi Lulusan
1. Sikap belum mencerminkan karakter mulia
2. Keterampilan belum sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas
B. Materi Pembelajaran
1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Beban belajar terlalu berat
3. Terlalu luas, kurang mendalam
C. Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada guru (teacher centered learning)
2. Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
3. Buku teks hanya memuat materi bahasan
D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif
2. Test menjadi cara penilaian yang dominan
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi saja
2. Fokus pada ukuran kinerja PTK
F.Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
Konsep Ideal
A. Kompetensi Lulusan
1. Berkarakter mulia
2. Keterampilan yang relevan
D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif
2. Test menjadi cara penilaian yang dominan
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi saja
2. Fokus pada ukuran kinerja PTK
Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
Konsep Ideal
A. Kompetensi Lulusan
1. Berkarakter mulia
2. Keterampilan yang relevan
3. Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. Materi Pembelajaran
1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Materi esensial
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
C. Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2. Sifat pembelajaran yang kontekstual
3. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan
D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2. Penilaian test dan portofolio saling melengkapi
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
2. Motivasi mengajar
F. Pengelolaan Kurikulum
1. Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2. Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman
Elemen Perubahan
Elemen : Struktur Kurikulum (Matapelajaran dan alokasi waktu (ISI)
SD
• Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya)
• Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6
• Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
SMP
• TIK menjadi media semua matapelajaran
• Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler
• Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10
• Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
SMA
• Perubahan sistem: ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihan
• Terjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa
• Jumlah jam bertambah 1 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
SMK
• Penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian)
• Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif
• produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri
Proses Pembelajaran
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
SD
• Tematik dan terpadu
SMP
• IPA dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu
SMA
• Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya
SMK
• Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
Penilaian Hasil Belajar
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
Ekxtrakurikuler
SD
• Pramuka (wajib)
• UKS
• PMR
Bahasa Inggris
SMP
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
SMA
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
b. Output belajar
c. Outcome belajar
• Penilaian
a. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi
b. Penjenjangan penilaian
Rasionalitas Penambahan Jam Pelajaran
• Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan
proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan
penambahan jam pelajaran
• Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP di AS, Korea Selatan]
• Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial
Permasalahan Kurikulum 2006
• Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
• Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
• Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
• Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
• Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
• Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
• Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
• Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Alasan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
•Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
•masalah lingkungan hidup
•kemajuan teknologi informasi
•konvergensi ilmu dan teknologi
•ekonomi berbasis pengetahuan
•kebangkitan industri kreatif dan budaya
•pergeseran kekuatan ekonomi dunia
•pengaruh dan imbas teknosains
•mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan
•Hasil TIMSS dan PISA
Alasan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
•masalah lingkungan hidup
•kemajuan teknologi informasi
•konvergensi ilmu dan teknologi
•ekonomi berbasis pengetahuan
•kebangkitan industri kreatif dan budaya
•pergeseran kekuatan ekonomi dunia
•pengaruh dan imbas teknosains
•mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan
•Hasil TIMSS dan PISA
KOMPETENSI MASA DEPAN
•Kemampuan berkomunikasi
•Kemampuan berpikir jernih dan kritis
•Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
•Kemampuan menjadi warga negara yang efektif
•Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
•Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
•Memiliki minat luas mengenai hidup
•Memiliki kesiapan untuk bekerja
•Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Fenomena Negatif yang Mengemuka
§Perkelahian pelajar
§Narkoba
§Korupsi
§Plagiarisme
§Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
§Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat
•Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
•Beban siswa terlalu berat
*Kurang bermuatan karakter
Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Kondisi Saat Ini
A. Kompetensi Lulusan
1. Sikap belum mencerminkan karakter mulia
2. Keterampilan belum sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas
B. Materi Pembelajaran
1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Beban belajar terlalu berat
3. Terlalu luas, kurang mendalam
C. Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada guru (teacher centered learning)
2. Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
3. Buku teks hanya memuat materi bahasan
D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif
2. Test menjadi cara penilaian yang dominan
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi saja
2. Fokus pada ukuran kinerja PTK
F.Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
Konsep Ideal
A. Kompetensi Lulusan
1. Berkarakter mulia
2. Keterampilan yang relevan
D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif
2. Test menjadi cara penilaian yang dominan
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi saja
2. Fokus pada ukuran kinerja PTK
Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
Konsep Ideal
A. Kompetensi Lulusan
1. Berkarakter mulia
2. Keterampilan yang relevan
3. Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. Materi Pembelajaran
1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Materi esensial
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
C. Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2. Sifat pembelajaran yang kontekstual
3. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan
D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2. Penilaian test dan portofolio saling melengkapi
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
2. Motivasi mengajar
F. Pengelolaan Kurikulum
1. Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2. Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman
Elemen Perubahan
Elemen : Struktur Kurikulum (Matapelajaran dan alokasi waktu (ISI)
SD
• Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya)
• Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6
• Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
SMP
• TIK menjadi media semua matapelajaran
• Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler
• Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10
• Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
SMA
• Perubahan sistem: ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihan
• Terjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa
• Jumlah jam bertambah 1 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
SMK
• Penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian)
• Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif
• produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri
Proses Pembelajaran
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
SD
• Tematik dan terpadu
SMP
• IPA dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu
SMA
• Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya
SMK
• Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
Penilaian Hasil Belajar
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
Ekxtrakurikuler
SD
• Pramuka (wajib)
• UKS
• PMR
Bahasa Inggris
SMP
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
SMA
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll