Klik tautan berikut;
- Surat Keputusan Kisi-Kisi Ujian Nasional Tahun 2012 – 2013
- Kisi-Kisi Ujian Nasional SD, MI, dan SDLB Tahun 2012 – 2013
- Kisi-Kisi Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/Aliyah, SMK dan PLB Tahun 2012 – 2013
PROPOSAL PTK: Penerapan Teknik Dramatisasi Dengan Media Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berekspresi Sastra Siswa Kelas III Di SDN....
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar
mengajar di sekolah, khususnya di dalam kelas, merupakan suatu proses
kegiatan yang berlangsung rutin dan terus menerus yang dilakukan oleh
guru dan siswa. Di sisi lain, tujuan akhir yang hendak dicapai dari
proses belajar mengajar adalah keberhasilan siswa untuk memahami,
menguasai, dan mengimplementasikan ilmunya kelak di lingkungan
masyarakat. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak siswa belum mencapai
memampuan yang optimal. Pada dasarnya siswa hanya tahu banyak fakta
namun tidak mampu memanfaatkannya secara efektif.
Sementara itu, pemerintah dan
masyarakat berharap agar lulusan-lulusan dapat menjadi seorang pemimpin,
manager, inovator, dan operator yang efektif dan mampu mengembangkan
diri serta menyesuaikan diri terhadap segala perubahan yang terjadi
terhadap segala aspek kehidupan. Oleh sebab itu, peranan yang diemban
oleh guru sangat berat, karena gurulah yang berada di garis depan dalam
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Atau dengan kata lain
guru adalah titik sentral pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar di
kelas, guru pasti dihadapkan pada kondisi pembelajaran dengan jumlah
siswa, gender, latar belakang etnis, agama, sosio-ekonomi, budaya,
tingkah laku dan kemampuan akademik siswa yang beraneka ragam sehingga
untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, bukanlah suatu
hal yang mudah. Guru dituntut profesional untuk melaksanakan semua itu.
Peranan yang
diemban oleh guru tidak hanya sekedar mengupayakan agar siswa dapa
memperoleh berbagai ragam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Akan tetapi
lebih dari itu, seorang guru harus dapat mendorong siswa untuk dapat
bekerja secara berkelompok dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara
berpikir logis, sistimatis, kreatif, cerdas, dan rasa ingin tahu dan
dapat menciptakan suasana yang membuat aktif siswa di dalam proses
pembelajaran.
Bila siswa diberikan
tanggung jawab yang lebih besar, maka siswa akan lebih serius belajar.
Hal ini senada dengan pandangan Bejarono (1987) yang mengatakan bahwa
pembelajaran yang dianggap paling baik yaitu siswa terlibat secara aktif
di dalam proses belajar mengajar.
Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan
tidak menarik. , sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap siswa
yang kurang aktif dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran ini.
Padahal, mata pelajaran Bahasa Indonesia
adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena mata
pelajaran ini di samping menjadi salah satu mata pelajaran yang
diujiannasionalkan juga mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra dengan aspek mendengar, berbicara, menulis, dan
berbicara, dengan tujuan :
- Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
- Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
- Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
- Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
- Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
- Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Rendahnya keaktifan dan motivasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia telah lama
menjadi permasalahan guru di SDN ................. Telah berbagai
strategi pembelajaran model kelompok diterapkan dan dilakukan, namun
proses pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang pandai, sementara
siswa yang berkemampuan rendah dan sedang tidak memperlihatkan
partisipasinya dalam pembelajaran, sehingga tidak terjadi interaksi
dalam pembelajaran, terutama interaksi antara siswa dengan siswa.
Dalam kondisi seperti itu, tujuan
pembelajaran model kelompok tidak terwujud karena siswa tidak mampu
bekerja sama, tidak mampu menyampaikan pendapat dan menanggapi pendapat
orang lain. Hal ini merupakan kegagalan guru dalam proses pembelajaran.
Ada kecenderungan pembelajaran terpusat kepada guru (teacher centered). Tidak ada umpan balik (feedback) dari
siswa sehingga proses pembelajaran tidak bermutu. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa hasil penilaian proses tidak sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
keaktifan dan motivasi siswa kelas III di SDN ........................ dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia, perlu penggunaan model
pembelajaran yang tepat, yang dapat membangkitkan minat, keaktifan, dan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang terpusat
kepada guru (teacher centered) harus diubah menjadi pembelajaran yang terpusat kepada siswa (student centered). Artinya,
pembelajaran terfokus pada penguasaan siswa atas materi dan penciptaan
suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, sehingga memudahkan siswa
memahami pelajaran yang disajikan oleh guru. Keaktifan dan motivasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran akan memberikan pengaruh yang
besar untuk menjaga kelangsungan belajar siswa dalam tingkat kesungguhan
belajar yang tinggi.
Dengan kondisi seperti di atas, pada
dokumen prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN ......................... beberapa tahun terakhir, kelas yang jumlah siswanya 24
orang, hanya terdapat 11 orang yang mencapai Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM = 7,02) dan 33 siswa lainnya berada di bawa standar
ketuntasan belajar minimal. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para siswa
tidak mampu menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Rerata klasikal
hanya mampu mencapai 60,4 . Ini memberikan asumsi bahwa daya serap siswa
secara klasikal hanya mencapai 61 %. Sungguh merupakan suatu masalah
serius yang patut mendapat penanganan secara tepat.
Menurut Mulyasa (2005:13) bahwa guru
adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga perlu
untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas, dan
profesionalisme. Karena itu maka masalah rendahnya hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa harus disikapi dengan melakukan berbagai modifikasi
penggunaan strategi pembelajaran melalui keterlibatan penuh siswa, kerja
sama murni, variasi dan keragaman dalam metode belajar, motivasi
internal, adanya kegembiraan dan kesenangan dalam belajar, dan integrasi
belajar yang lebih menyeluruh ke dalam segenap pengorganisasian
pembelajaran.
Selengkapnya dapat anda Download Di SiniPROPOSAL PTK: Penerapan Teori Brunner Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas III Di SDN ..... Mengenai Konsep Keliling Dan Luas Daerah Bangun Datar
A. Latar Belakang
Pembelajaran dengan metode belajar
konvensional cenderung menerapkan standarisasi, kontrol luar, satu
ukuran untuk semua, pengkondisian behavioristis (hadiah dan hukuman) dan
tekanan pada format “aku bicara-kamu mendengar” merupakan suatu
pembelajaran yang membosankan sehingga cara seperti ini tidak dapat
dipertahankan lagi pada era sekarang ini
Pengalaman pada setiap tahun bahwa siswa
yang duduk di kelas III SDN ..............., tingkat penguasaan siswa
pada materi tentang standar kompetensi menghitung luas dan keliling luas
persegi, dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan
masalah, pada kompetensi dasar (1) mengidentifikasi berbagai bangun
datar sederhana menurut sifat dan unsurnya, (2) menghitung keliling
persegi dan persegi panjang, (3) menghitung luas persegi dan persegi
panjang. Ternyata masih rendah.
Masih rendahnya hasil belajar matematika
siswa pada konsep keliling dan luas bangun datar di SDN ...........
merupakan salah satu implikasi terhadap masih belum optimalnya upaya
guru membangkitkan seluruh potensi siswa dalam proses pembelajaran,
terutama pada aspek perencana dan pelaksanaan kurikulum secara bermakna
Menurut Mulyasa (2005:13) bahwa guru
adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga perlu
untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas, kualitas, dan
profesionalisme. Karena itu maka masalah rendahnya hasil belajar
matematika siswa harus disikapi dengan melakukan berbagai modifikasi
penggunaan model pembelajaran melalui keterlibatan penuh siswa, kerja
sama murni, variasi dan keragaman dalam metode belajar, motivasi
internal, adanya kegembiraan dan kesenangan dalam belajar, dan integrasi
belajar yang lebih menyeluruh ke dalam segenap pengorganisasian
pembelajaran.
Belajar tentu bukanlah kegiatan menerima
dan mendengar saja tetapi belajar diarahkan agar siswa bekerja,
bertanya, menggali, mencipta (mengalami sendiri) untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Hasil belajar matematika merujuk pada
penguasaan konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah.
Masih rendahnya tingkat penguasaan siswa pada ketiga aspek tersebut
memberikan dorongan dan inspirasi untuk mengatasi masalah tersebut
dengan menggunakan model pembelajaran yang menantang dan menciptakan
situasi baru yang menyenangkan. Model pembelajaran yang berpusat kepada
aktifitas siswa merupakan salah satu alternatif yang dapat memberi
peluang lebih besar untuk terwujudnya proses pembelajaran yang bermutu.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
keaktifan dan motivasi siswa kelas III SDN ................. dalam proses
pembelajaran matematika, perlu penerapan model pembelajaran yang tepat,
yang dapat membangkitkan minat, keaktifan, dan motivasi siswa dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran yang terpusat kepada guru (teacher
centered) harus diubah menjadi pembelajaran yang terpusat kepada siswa
(student centered). Artinya, pembelajaran terfokus pada penguasaan siswa
atas materi dan penciptaan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan, sehingga memudahkan siswa memahami pelajaran yang
disajikan oleh guru. Keaktifan dan motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran akan memberikan pengaruh yang besar untuk menjaga
kelangsungan belajar siswa dalam tingkat kesungguhan belajar yang
tinggi.
Selengkapnya dapat anda Download Di Sini
Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting?
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru :
- PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dia dan muridnya lakukan.
- PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada adanya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya.
- Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pasa masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
- Pelakdanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
- Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inivasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakinya.
Penerapan PTK dalam pendidikan dan
pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas praktik pembelajaran serta berkesinambungan sehingga :
- Meningkatkan mutu hasil pembelajaran
- Mengembangkan keterampilan guru
- Meningkatkan relevansi
- Meningkatkan efesiensi pengelolaan instruksional serta
- Menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
Sekian dan terimah kasih. Semoga bermanfaat….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar